Assalamualaikum Wr. Wb.
Halo man teman, postingan saya kali ini bukan sebuah aksara perjalanan, tapi sedikit kabar mengenai ke "vakuman" saya dalam menulis blog. Sebenernya pengen siih jalan lagi, ngopi jauh, tapi apalah daya, kodrat manusia untuk bertahan hidup menjadi penghalang dalam kegiatan menikmati hidup. Sebenernya ada ke inginan di dalam diriku untuk mulai mengemas peralatan dan perlengkapan untuk menikmati kopi ala kadarnya di ketinggian, tapi halangan dan rintangan selalu ada hehehehe.
Saat ini aku lagi memiliki kesibukan yang monoton. Ya monoton, bangun pagi, berangkat bekerja, pulang sore, terkadang sampai malam, istirahat dan kembali lagi ke proses awal. Tapi aku selalu bersyukur, karena Tuhan masih baik dengan manusia brengsek macam aku ini, heheheh. kurang lebih 3 bulan setelah postinganku terakhir ini aku diterima bekerja di salah satu anak perusahaan BUMN. Memulai dari Teknisi lapangan, setiap hari bertemu pelanggan yang menantikan kami. Awal menjalaninya serasa nyaman, karena aku berpikir menjadi orang yang dinantikan oleh pelanggan adalah pekerjaan mulia, melayani pelanggan sepenuh hati. Tapi, namanya manusia tidak semua watak pelanggan sama. Apalah dayaku hanya seorang teknisi hehehehe.
![]() |
Ilustrasi pekerjaanku |
Beberapa minggu kemaren sebenarnya aku sudah mengajukan cuti untuk menyambangi Gn. Arjuno. Salah satu puncak tertinggi di Jawa. Aku dan temanku sudah mempersiapkan kalkulasi, estimasi dan segala ke masi masiannya, pokoknya mateng deh, siap diangkat wkwkwkw. Namanya manusia kan hanya bisa berencana, manusia yg lain yg menentukan hehehe. Tiba pada H-3 kita akan berangkat, tiba-tiba di sosial media Instagram beredar foto dengan gambar gunung pada waktu senja agak maghrib yg bercahaya. Setelah ku baca captionnya ternya gungun yang akan kami tuju malah kebakaran. bingunglah temanku ini. Mencari alternative gunung lain tapi malah tidak ada gunung yang srek lagi di hati, Semeru menjadi alternative, tapi karena terlalu banyak aturan jadinya kami sudah tidak minta lagi ke Mahameru. Yang namanya kita mau naik gunung kan untuk menikmati kebebasan, kok malah di atur atur, sama aja dan gak jauh beda lah kalo gini ceritanya wkwkwkw.
Sedikit curhat dan berpendapat deh, sebenernya aku gak terlalu setuju dengan aturan-aturan begitu, yang malah membuat kita yang ingin menikmatinya malah repot dengan berbagai pasalnya. Masalah di gunung yang terjadi seperti saat ini kan karena daya menghargai dan menyayangi sesama mahluk hidupnya gak ada, cba mereka bisa memiliki daya itu pasti smapah tanpa mereka di atur pun sudah otomatis di bawa turun.
Dan lagi aturan masalah waktu. Namnya di atas gunung tanpa bisa berkomunikasi dengan kecanggihan teknologi. mana kita ngerti apa yang akan dan sedang terjadi ketika ntik kita naik atau turun.
Aturan blacklist para pendaki termasuk arogansi sih.... gunung punya siapa, yg blcklist siapa heheheh.
itu kan tentang tanggapan pribadiku mengenai aturan-aturan yang membatasi kebebasan, setiap orang mungkin pikirannya berbeda, ke berbedaan ini lah yang menjadikan kita memahami satu dengan yang lainnya. Dan postinganku kali ini sepertinya tidak ada sambung menyambungnya wkwkwkwkw. Tapi inilah yang ada di kepalaku saat mulai mengetik rangkaian-rangkaian huruf ini.
akhir kata Maafkan hamba, Wassalamualaikum Wr. Wb.
No comments:
Post a Comment